Sekilas Mbah Samboe
Sampai saat ini belum diketemukan siapa istri mbah Sabil. Dari
data tulisan tangan/prasasti mbah Kyai Ahmad Rowobayan, diketahui bahwa
mbah Sabil mempunyai keturunan, 2 laki-laki dan 2 perempuan,
diantaranya :
1) Kyai Saban
2) Nyai Samboe Lasem.
3) Moyo Kerti (Nyai Abdul Jabbar)
4) Kyai Abdurrokhim.
Dari anak pertama Kyai Saban, mbah Sabil menurunkan 4 cucu
yaitu: Kyai Abdurrohman Klothok, Kyai Uju, Nyai Gedong, dan Kyai Wahid.
Dari Kyai Uju inilah yang menurunkan mbah Kyai Ahmad Rowobayan, Kuncen,
Padangan. Belakangan para cucu beliau menjadi tokoh penyebaran agama
Islam di Desa Kuncen.
Sedangkan anak ke-dua yaitu Nyai Samboe Lasem. Tidak diketaui
nama aslinya, yang jelas di panggil Samboe karena suaminya adalah: Kyai
Samboe Lasem, Rembang atau yang disebut: Muhammad Syihabuddin dan lebih
dikenal sebagai: Pangeran Syihabuddin Samboe Digda Diningrat. Makam mbah
Sambu dan istrinya berada di sebelah utara makam Adipati Tejokusumo I.
Makam mbah Sambu dan istrinya berada dalam cungkup yang berdenah bulat
dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah berlepa.
Di makam Mbah Sambu Lasem, Rembang, Jawa tengah, terdapat
prasasti marmer ukuran kecil dalam bahasa arab yang menyebutkan bahwa
nama Mbah Sambu yang sebenarnya adalah Sayyid Abdurrahman bin Hasyim bin
Sayyid Abdurrahman Basyaiban. Menantu mbah Sabil ini keturunan Sultan
Hadiwijaya yang biasa dikenal dengan sebutan populernya “JAKA TINGKIR”.
Seorang pemuda dari Tingkir, suatu desa yang terletak di tenggara
Salatiga pada tahun 1568 M, putra dari Adipati Pengging Pangeran
Handayaningrat/R. Kusen, sedangkan R. Kusen sendiri putra dari Harya
Damar Adipati Palembang. Adipati Palembang ini putra Prabu Brawijaya
Majapahit. Jaka Tingkir menjadi raja Pajang yang pertama dan terakhir
dengan gelar Sultan Hadi Wijaya dan sukses meng-Islamkan daerah Pasuruan
dan sekitarnya.
Karena kealimannya, beliau dinikahkan dengan putri Pangeran
Trenggana, raja ke III di kerajaan Islam Demak. Maka lahirlah Pangeran
Benawa yang selama hidupnya menjadi guru thoriqot dan menyepi di daerah
Kudus, pernah sebentar menjadi Adipati Jipang-Panolan Cepu.
KH. Akhmad Shidiq merupakan salah satu dari keturunan Kyai
Samboe Lasem, atau cucu langsung dari mbah Sabil, yang memimpin Pondok
Pesantren “AS-SYIDDIQIYAH” Jember. Beliau pernah menjadi anggota DPR-RI
disamping lama di jajaran Rois-Am PBNU Kramat Raya Jakarta.
Dari anak ke-tiga Moyo Kerti, yang diperisteri mbah Abdul Jabbar
yang makamnya ada di Nglirip nJojogan Tuban, mbah Sabil menurunkan mbah
Iskak Rengel yang haulnya diadakan setiap Jum’at setelah tanggal 20
dibulan As-Syura/Muharam. Mbah Iskak Rengel menurunkan mbah Sholeh
Tsani, pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan, Bungah, Gresik.
Ditengah pondok inilah setiap tahunnya diselenggarakan haul terbesar di
Jawa Timur pada bulan Robiul Awal setelah tanggal 20 guna memperingati
meninggalnya mbah Sholeh Tsani.
Putra ke-empat Mbah Sabil yaitu Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh
Sambeng, yang diambil menantu putra wayah R. Rakhmad/Sunan Ampel Gading
Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar